Entri Populer

Senin, 22 November 2010

proses pembelajaran di sma 1 bajawa

REFLEKSI SINGKAT PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 BAJAWA DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI
Oleh
LUKAS YAKOBUS GUE EA
Mahasiswa jurusan pendidikan geografi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas nusa cendana kupang

1. Pendahuluan
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut pemerintah mengadakan penyempurnaan kurikulum. Kurikulum yang sekarang diterapkan di Indonesia adalah KTSP. KTSP disusun oleh sekolah dengan berpedoman pada standar isi dan standar kelulusan.
Penerapan kurikulum mengisyaratkan dan menuntut guru untuk mengembangkan kurikulum sendiri dengan mengacu pada standar isi dan standar kompetensi. Pengembangan KTSP bersifat desentralisasi, yaitu pengembangan kurikulum diserahkan kepada masing-masing sekolah di bawah supervisi Dinas Pendidikan, sehingga setiap sekolah memiliki kurikulum yang berbeda dan bersifat fleksibel sesuai dengan satuan pendidikan, potensi/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Guru mempunyai peranan penting dalam mengimplementasikan kurikulum, berhasil tidaknya kurikulum bergantung pada aktivitas dan kreativitas guru dalam mengembangkan dan merealisasikan kurikulum. Selain itu dibutuhkan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran. Pemerintah telah menetapkan standar sarana dan prasarana yang tertulis dalam pasal 42 PP RI No. 19 tahun 2005, tetapi tidak semua standar yang ditetapkan oleh pemerintah dimiliki oleh setiap satuan pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin memaparkan proses belajar di SMA Negeri 1 Bajawa dalam mata pelajaran geografi tahun akademik 2007/2008.


2. Proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Bajawa dalam mata pelajaran Geografi.
Dalam proses pembelajaran guru mempunyai metode atau cara yang harus dilakukan. Mulai dari perancanaan. Perencanaan pembelajaran terdiri dari program tahunan, program semester, silabus dan RPP. KTSP menuntut guru untuk mengembangkan sendiri perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan tetapi bagi sekolah yan belum mandiri boleh menggunakan perencanaan yang dibuat berdasarkan hasil MGMP geografii dan disesuaikan dengan keadaan sekolah dan kondisi peserta didik.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa guru belum menyesuaikan rencana tersebut dengan keadaan sekolah dan kondisi peserta didik, sehingga terdapat beberapa rencana yang tidak terlaksana. Penentuan alokasi waktu berdasarkan jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu. Alokasi waktu yang dianjurkan oleh Dinas Pendidikan adalah 2 jam mata pelajaran per minggu, tetapi sekolah boleh menambah jumlah alokasi waktu tersebut sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru telah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak terlihat jenuh saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa juga dihadapkan pada media asli sehingga mereka bisa melakukan pengamatan langsung. Di SMA Negeri 1 bajawa khususnya dalam mata pelajran geografi, sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah belum dimanfaatkan secara optimal, siswa tidak diperkenalkan dan tidak diajarkan menggunakan alat-alat laboratorium yang tersedia, sehingga siswa hanya melakukan pengamatan bagian luar dari media yang diamati.
Guru memberikan penilaian dalam bentuk tes dan non tes. Tes tertulis berupa : pre tes, ulangan harian dan uji blok, sedangkan non tes berupa : penilaian sikap dan penampilan siswa saat presentasi. Acuan pembuatan soal adalah soal-soal ujian sekolah yang sesuai dengan indikator pembelajaran. Guru memberikan penilaian pada akhir kompetensi dasar atau beberapa kompetensi dasar dalam satu kali uji blok. Guru dinyatakan berhasil jika 75% dari peserta didik memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan kriteria ketuntasan belajar (KKM) yang telah ditentukan. KKM untuk pelajaran geografi adalah 60, keberhailan guru dalam mengajar tidak sama, satu guru tidak berhasi dalam pembelajaran yaitu hanya 44,44% peserta didik tidak mencapai KKM, tetapi ada juga guru yang peserta didiknya 97,22% yang mencapai KKM. Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru di SMA Negeri 1 Bajawa dalam mata pelajarangeografi adalah :
 guru masih bingung dengan penerapan KTSP, sehingga belum membuat perencanaan sendiri yang sesuai dengan keadaan sekolah dan kondisi peserta didik. Guru juga belum terbiasa mengembangkan kurikulum sendiri karena pada kurikulum sebelumnya (kurikulum berbasis kompetensi) guru langsung menerapkan kurikulum yang telah dibuat oleh Dinas Pendidikan;
 sarana dan prasarana yang belum bisa dimanfaatkan secara optimal di SMA Negeri 1 Bajawa dan tidak adanya sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran geografi di SMA Negeri 1 Bajawa. Seharusnya ketersediaan sarana dan prasarana bukan merupakan kendala bagi guru yang kreatif dalam menentukan media pembelajaran.Meskipun terdapat kendala, guru merasa senang dengan diterapkannya KTSP karena KTSP memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan kurikulum sendiri yang disesuaikan dengan keadaan sekolah dan kondisi peserta didik. Guru dapat menuangkan ide-ide kreatifnya dalam pembelajaran.





3. Simpulan dan saran
Masing-masing sekolah telah membuat struktur kurikulum yang bebeda yang disesuaikan dengan keadaan sekolah dan kondisi peserta didik. Perencanaan yang dibuat oleh guru adalah program tahunan, program semester, silabus dan RPP. Silabus dan RPP disusun berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran geografi, tetapi belum disesuaikan dengan keadaan sekolah dan kondisi peserta didik sehingga pelaksanaanya kurang sesuai dengan pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil ujian siswa pada kompetensi dasar konsep geografi terlihat bahwa tidak semua guru berhasil dalam pembelajaran, ini diketahui dari rendahnya presentase siswa yang mencapai KKM. Kendala-kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan KTSP adalah guru belum memahami pengembangan KTSP serta sarana dan prasarana yang belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Peneliti menyarankan agar guru lebih memahami pengembangan dan pelaksanaan KTSP melalui pelatihan, membaca buku atau melalui media lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar